Drama (dalam kasusastraan Bali)
Drama
adalah karya sastra yang berbentuk lakon (lelampahan), baik drama tradisional
maupun moderent. Drama dapat dikelompokkan menjadi 2 : Drama modern dan
tradisional.
1.
Drama Bali tradisional
Drama
Bali tradisional atau drama bali klasik adalah drama yang menceritakan tentang
istana atau disebut dengan istana sentries. Kemudian konteks ceritanya pada
jamann dahulu menggunakan gameln sebagai pengiring, nyanyian bali, busana bali
serta bahasa bali. Ciri-ciri drama tradisional :
a. Tidak
menggunakan teks (naskah) drama
b. Tidak
ada sutradara.
c. Menggunakan
gamelan bali sebagai pengiring lakon, untuk menambah semaraknya lakon, gog ,
angklung dll.
d. Berdasarkan
tarian bali (gog, igel dan tanjek)
e. Menggunakan
nyanyian bali
f. Menggunakan
rangki , lampu strongking tempat menarinya
g. Inti
lakon menceritakan tentang puri babad parwa dll
h. Menggunakan
sarana topeng dan busana bali
i.
Pemeran (pragina) bias berbicara dengan
penonton
Contoh
: arja pakangraras, arja cupak, arja pajang mataram, gambuh raja lasem, gambuh
raden panji, wayang subali sugriwa, wayang anghada duta, wayang hanoman duta,
prembon maya danawa, prembon patih ularan, prembon puputan badung, sendra
tari Ramayana, sendra mahabratha, topeng
panca, topeng pajengan, topeng prembon, topeng bondres.
2.
Drama bali Modern
Drama
bali modern muncul tahun70an adalah drama yang menceritakan keadaan masyarakat
sekarang, antara lain keluarga disuatu banjar, keadaan masyarakat, percintaan
dll.
Cirri-ciri
Drama Bali Modern adalah
a. Jalan
ceritanya menggunakan naskah
b. Menggunakan
sutradara
c. Menggunakan
iringan music
d. Ceritanya
berjalan seperti dalam kehidupan sehari-hari
e. Berdialog
seperti dalam kehidupan sehari-hari
f. Menggunakan
dekorasi (hiasan panggung) seperti keadaan masyarakat
g. Menggunakan
tata lampu
h. Inti
ceritanya menceritakan suasana hati seperti sedih, senang, berkasih-kasihan dll
i.
Tata busana seperti dalam busana
sehari-hari
j.
Ada peran tokoh dan pemain tidak boleh
berdialog dengan penonton
Perkumpulan
drama bali modern disebut teater atau
sanggar, diantaranya yang pernah ada sanggar bahtra, bale agung, nyuh gading,
kukuruyuk, teater mini badung sanggar malini.
UNSUR-UNSUR
DRAMA
Agar kita dapat mengevaluasi sesuatu lakon maka terlebih
kita harus mengenal unsure-unsur dengan baik, unsure-unsur itu alur (lelampahan),
penokohan, dialog aneka sarana kesastraan dan kedramaan. (gaya bahasa,
vokalitas, acting, mimik).
3.1.
Alur
Seperti halnya
bentuk sastra lainnya drama memiliki alur Standar yaitu : pemulaan (beginning) melalui suatu pertengahan middle menuju
suatu akhir ending. Dalam drama dikenal dengan istilah-istilah eksposisi,
komplikasi, dan resolusi.
Eksposisi
suatu lakon mendasari serta mengatur gerak atau action dalam masalah-masalah
waktu dan tempat, ekposisi memperkenalkan para pelaku kepada penonton, yang
akan dikembangkan dalam bagian utama lakon itu, dan memberikan suatu indikasi
mengenai resolusi.
Konflikasi
adalah pengembangan konfliks. Tokoh utama / sang pahlawan menjalani hidupnya
dengan ide dan perjuangannya, mengalami hambatan dan tantangan, pengarang dapat
menggunakan teknik sorot balik(flash back)
Resolusi
atau denounment resolusi harus lah berjalan dengan logis dan mempunyai hubungan
yang wajar dengan apa yang mendahuluinya yang terdapat dalam komplikasi. Butir
yang memisahkan konflikasi dari resolusi disebut klimaks atau turning point.
Biasanya dalam konflikasi terdapat crusial shift atau perubahan penting nasib
atau keberhasilan tokoh tersebut. Klimaks merupakanbutir dimana dapat dilihat
arah mana yang akan dituju oleh alur . happy atau ending.
·
PENOKOHAN
- The foil tokoh yang kontras dengan tokoh lainnya. Dia mungkin merupakan minor character yang berfungsi sebagai pembantu saja, atau mungkin pula dia memerankan suatu bagian penting dalam lakon itu, tetapi secara insidential bertindak sebagai seorang pembantu.
- The type character. Tokoh yang dapat berpern dengan tepat dan tangkas. Dia dapat berperan sebagai orang kampung atau sebagai orang yang berkedudukan. Kemampuan tokoh yang serba bisa, serba all around inilah yang membuat tokoh individual yang sebenarnya itu menjadi semakin luar biasa, semakin menarik hati.
- The static character. Tokoh statis yang tetap saja keadaannya, baik pada awal maupun pada akhir suatu lakon. Dengan kata lain : tokoh ini tiada mengalami perubahan ; dia tetap statis.
- The character who develops in the cours of the play. Tokoh yang mengalami perkembangan selama pertunjukan. Misalnya diawal pertunjukan seorang tokoh berperan sebagai tokoh yang jujur, dengan cepat berubah menjadi bermoral bejat.
·
DIALOG
Dalam
setiap lakon, dialog itu haruslah memenuhi dua hal yaitu :
a.
Dialog haruslah dapat mempertinggi nilai
gerak
Seorang
dramawan haruslah dapat berbuat lebih banyak selain dari pada membuat dialognya
menarik hati, dia harus pula membuatnya baik dan wajar selalu. Dialog itu dipergunakan
untuk mencerminkan apa-apa yang telah terjadi selama permainan, selama
pementasan dan juga harus mencerminkan pikiran dan perasaan para tokoh yang
turut berperan dalam lakon itu.
Dialog haruslah baik dan bernilai tinggi. Yang
dimaksud dengan baik dan bernilai tinggi disini adalah bahwa dialog itu
haruslah lebih terarah dan teratur dari pada percakapan sehari-hari. Jangan
hendaknya ada kata-kata yang tidak perlu ; para tokoh haruslah berbicara dengan
jelas, terang, dan menuju sasaran ( to
the point) kalau ada irama atau idiom percakapan yang actual telah dikuasai
benar-benar, maka para penonton atau para peninjau merasa bahwa dialog-dialog
itu adalah wajar, alamiah, tidak dibuat-buat dengan kata lain dialog itu
haruslah menarik hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar